Hai sobat Belajar MTK – Bagaimana cara penaksiran hasil operasi hitung dan contoh soalnya? Sebagian dari kita mungkin masih ingat dengan materi pada pelajaran matematika yang satu ini. Umumnya materi tentang penaksiran hasil operasi hitung ini kita dapatkan saat berada di kelas 4 sekolah dasar.
Seperti yang diketahui, penaksiran sendiri merupakan sebuah pemikiran yang mana menghasilkan prakiraan atau kira-kira. Sehingga hasil dari prakiraan tersebut akan lebih sering dilakukan pembulatan. Nah, langsung saja untuk mengingat-ingat lagi materi yang satu ini, berikut akan disajikan beberapa penjelasan singkat beserta contoh soalnya.
A. Mengenal Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan
- Sifat Kumutatif
Salah satu sifat operasi hitung bilangan adalah sifat komutatif atau biasa disebut sifat pertukaran. Hal tersebut berarti bahwa operasi bilangan tersebut dapat ditukar atau dibalik. Untuk rumus dari sifat komutatif sendiri yaitu a + b = b + a atau a x b = b x a.
- Sifat Assosiatif
Sifat operasi hitung bilangan selanjutnya yaitu sifat assosiatif atau sifat pengelompokan. Maksud dari sifat assosiatif disini yaitu untuk mempermudah proses pengerjaan operasi hitung dengan cara mengelompokkannya terlebih dahulu. Sifat assosiatif ini dirumuskan dengan (a + b) + c = a + (b + c) atau (a x b) x c = a x (b x c).
- Sifat Distribusi
Selanjutnya yakni sifat penyebaran atau biasa disebut dengan istilah sifat distribusi. Untuk sifat operasi bilangan yang satu ini dirumuskan dengan a x (b + c) =a x b + a x c atau a x (b – c) = a x b – a x c.
B. Penjelasan Penaksiran Operasi Hitung dan Contoh Soalnya
Penaksiran Operasi Hitung
Jika dilihat dari definisinya, penaksiran merupakan sebuah perhitungan yang dilakukan untuk membuat perhitungan nilai terdekat agar bisa menemukan hasil sebuah operasi hitung. Umumnya dalam menaksirkan nilai hasil operasi hitung, kita perlu menggunakan berbagai macam penilaian. Beberapa macam penilaian yang dimaksud di sini yaitu di antaranya:
- Taksiran Rendah
Untuk jenis taksiran ini digunakan untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan yang terdapat di bawahnya. Jenis taksiran ini cenderung tidak mengikuti nilai di belakang angka yang dituju.
Contoh:
33 + 88 taksiran rendahnya 30 + 80 = 110
173 + 141 taksiran rendahnya 100 + 100 = 200
- Taksiran Tinggi
Sesuai dengan namanya, untuk jenis taksiran yang kedua ini yaitu menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan bilangan yang ada di atasnya. Untuk jenis taksiran yang kedua ini tidak mengikuti aturan nilai belakang yang dituju.
Contoh:
79 + 15 taksiran tingginya 80 + 20 = 110
- taksiran tingginya 900 – 200 = 1100
84 x 39 taksiran tingginya 90 x 40 = 3600
- Taksiran Terbaik
Satu lagi jenis taksiran yang perlu kita pelajari yaitu taksiran terbaik. Jenis taksiran yang satu ini berfungsi untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan yang paling dekat. Untuk taksiran yang satu ini mengikuti nilai belakang dari angka yang dituju.
Contoh:
82 + 48 taksiran terbaiknya 80 + 50 = 130
682 – 274 taksiran terbaiknya 700 – 300 = 400
39 x 48 taksiran terbaiknya 40 x 50 = 2000
C. Contoh Soal Penaksiran Beserta Penjelasannya
Aziz membeli kue di toko bu Indah. Ia membeli 3 buah pastel dan 4 buah bolu. Jika harga kue pastel per bijinya Rp 2.500,- dan harga kue bolu per bijinya Rp 4.100. Maka taksirkan lah uang yang harus dibayar oleh Aziz!
Jawab:
Kue Pastel = 3 x 2.600, taksirannya = 3 x 3000 = 9.000
Kue Bolu = 3 x 4.100, taksirannya = 3 x 4.000 = 12.000
Taksiran yang harus di bayar = 9.000 + 12.000 = Rp 21.000
Jadi uang yang harus dibayarkan Azis kepada bu Indah yaitu sebesar Rp 21.000,-
Berikut kalkulator pembulatan bilangan puluhan sampai ratusan ribuan, silahkan dicoba
Hai sobat Belajar MTK – Bagaimana cara penaksiran hasil operasi hitung dan contoh soalnya? Sebagian dari kita mungkin masih ingat dengan materi pada pelajaran matematika yang satu ini. Umumnya materi tentang penaksiran hasil operasi hitung ini kita dapatkan saat berada di kelas 4 sekolah dasar.
Seperti yang diketahui, penaksiran sendiri merupakan sebuah pemikiran yang mana menghasilkan prakiraan atau kira-kira. Sehingga hasil dari prakiraan tersebut akan lebih sering dilakukan pembulatan. Nah, langsung saja untuk mengingat-ingat lagi materi yang satu ini, berikut akan disajikan beberapa penjelasan singkat beserta contoh soalnya.
Baca juga : Pembulatan Bilangan Desimal Puluhan dan Ratusan Terdekat
A. Mengenal Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan
- Sifat Kumutatif
Salah satu sifat operasi hitung bilangan adalah sifat komutatif atau biasa disebut sifat pertukaran. Hal tersebut berarti bahwa operasi bilangan tersebut dapat ditukar atau dibalik. Untuk rumus dari sifat komutatif sendiri yaitu a + b = b + a atau a x b = b x a.
- Sifat Assosiatif
Sifat operasi hitung bilangan selanjutnya yaitu sifat assosiatif atau sifat pengelompokan. Maksud dari sifat assosiatif disini yaitu untuk mempermudah proses pengerjaan operasi hitung dengan cara mengelompokkannya terlebih dahulu. Sifat assosiatif ini dirumuskan dengan (a + b) + c = a + (b + c) atau (a x b) x c = a x (b x c).
- Sifat Distribusi
Selanjutnya yakni sifat penyebaran atau biasa disebut dengan istilah sifat distribusi. Untuk sifat operasi bilangan yang satu ini dirumuskan dengan a x (b + c) =a x b + a x c atau a x (b – c) = a x b – a x c.
B. Penjelasan Penaksiran Operasi Hitung dan Contoh Soalnya
Penaksiran Operasi Hitung
Jika dilihat dari definisinya, penaksiran merupakan sebuah perhitungan yang dilakukan untuk membuat perhitungan nilai terdekat agar bisa menemukan hasil sebuah operasi hitung. Umumnya dalam menaksirkan nilai hasil operasi hitung, kita perlu menggunakan berbagai macam penilaian. Beberapa macam penilaian yang dimaksud di sini yaitu di antaranya:
- Taksiran Rendah
Untuk jenis taksiran ini digunakan untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan yang terdapat di bawahnya. Jenis taksiran ini cenderung tidak mengikuti nilai di belakang angka yang dituju.
Contoh:
33 + 88 taksiran rendahnya 30 + 80 = 110
173 + 141 taksiran rendahnya 100 + 100 = 200
- Taksiran Tinggi
Sesuai dengan namanya, untuk jenis taksiran yang kedua ini yaitu menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan bilangan yang ada di atasnya. Untuk jenis taksiran yang kedua ini tidak mengikuti aturan nilai belakang yang dituju.
Contoh:
79 + 15 taksiran tingginya 80 + 20 = 110
- taksiran tingginya 900 – 200 = 1100
84 x 39 taksiran tingginya 90 x 40 = 3600
- Taksiran Terbaik
Satu lagi jenis taksiran yang perlu kita pelajari yaitu taksiran terbaik. Jenis taksiran yang satu ini berfungsi untuk menaksirkan semua nilai dalam sebuah operasi hitung ke dalam pembulatan yang paling dekat. Untuk taksiran yang satu ini mengikuti nilai belakang dari angka yang dituju.
Contoh:
82 + 48 taksiran terbaiknya 80 + 50 = 130
682 – 274 taksiran terbaiknya 700 – 300 = 400
39 x 48 taksiran terbaiknya 40 x 50 = 2000
C. Contoh Soal Penaksiran Beserta Penjelasannya
Aziz membeli kue di toko bu Indah. Ia membeli 3 buah pastel dan 4 buah bolu. Jika harga kue pastel per bijinya Rp 2.500,- dan harga kue bolu per bijinya Rp 4.100. Maka taksirkan lah uang yang harus dibayar oleh Aziz!
Jawab:
Kue Pastel = 3 x 2.600, taksirannya = 3 x 3000 = 9.000
Kue Bolu = 3 x 4.100, taksirannya = 3 x 4.000 = 12.000
Taksiran yang harus di bayar = 9.000 + 12.000 = Rp 21.000
Jadi uang yang harus dibayarkan Azis kepada bu Indah yaitu sebesar Rp 21.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar